Tujuh emas, peringkat 13, sebuah prestasi yang patut diapresiasi

Round up - Tujuh emas, peringkat 13, pencapaian yang patut diapresiasi

Namun jika dibandingkan dengan Asian Games sebelumnya di Incheon Korea Selatan 2014, secara umum performa kontingen Indonesia di Hangzhou tahun ini jauh lebih baik.

Pada Incheon 2014, Indonesia menduduki peringkat ke-17 dengan meraih empat emas, lima perak, dan 11 perunggu atau total 20 medali.

Begitu pula dibandingkan Asian Games 2010 di Guangzhou saat Indonesia berada di peringkat 15 dengan empat emas, 9 perak, 13 perunggu.

Di Hangzhou tahun ini, dominasi China turut mempengaruhi prestasi kontingen Indonesia yang dalam jumlah tertentu harus mengakui keunggulan tuan rumah. Misalnya saja pada cabang olahraga dayung yang sebagian besar medali emasnya diraih oleh China, termasuk nomor yang sebenarnya diandalkan Indonesia.

Baca juga: Asian Games dorong partisipasi olahraga generasi muda
Baca juga: Tim Perahu Naga Putri Berkembang Menjadi Yang Terbaik di Asia
Baca juga: Ceroboh di Detik-Detik Akhir Bikin Ari Gagal Raih Perunggu

Lampu kuning bulutangkis indonesia

Salah satu faktor penyebab kontingen Indonesia tidak mencapai target di Asian Games 2022 adalah kinerja para pebulu tangkis yang tidak sesuai ekspektasi.

Dari tujuh set medali yang diperebutkan di cabang olahraga bulutangkis, Indonesia tidak meraih satu pun, bahkan satu perunggu pun.

Prestasi buruk bulutangkis ini mendapat banyak sorotan dari berbagai pihak karena target sebelumnya adalah minimal tiga medali emas, mengingat Indonesia memiliki sejumlah pemain yang menduduki peringkat teratas dunia.

Ganda putra peringkat satu dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian harus tersingkir di babak perempat final, begitu pula tunggal putra peringkat dua dunia Anthony Ginting, dan tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung yang tampak belum siap mental menghadapi persaingan ketat di Asian Games.

Persaingan bulutangkis di Asian Games sebenarnya tak kalah seru dengan Olimpiade, karena kecuali Denmark, pemain terbaik dunia saat ini sebagian besar berasal dari Asia.

Apalagi, pada Asian Games di Hangzhou, masing-masing negara mengerahkan pemain terbaiknya.

Dari cabang bulutangkis ini, di nomor individu China berhasil meraih tiga gelar yakni melalui Li Shi Feng di tunggal putra, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di tunggal putri, dan ganda campuran Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China).

Dua medali emas diraih Korea Selatan melalui pemain tunggal putri peringkat satu dunia An Se Young dan ganda putra Choi Sol Gyu/Kim Won Ho.

Tak diraihnya medali bagi Indonesia di Asian Games tahun ini tentu menjadi lampu peringatan kuning bagi PBSI dan bulu tangkis nasional yang harus bersiap menghadapi Olimpiade 2024.

Bulu tangkis dipastikan kembali menjadi andalan Indonesia untuk melanjutkan tradisi emas di Olimpiade yang persaingannya tentu lebih ketat dibandingkan Asian Games.

Baca juga: Mulyo Handoyo Ingatkan Pentingnya Peningkatan Bagi Bulu Tangkis Indonesia
Baca juga: Banyak Turnamen yang Bikin Pebulu Tangkis Kesulitan Raih Medali di Asian Games 2022
Baca juga: Candra Wijaya: Seluruh Elemen Bulu Tangkis Punya Peran Penting

Redaktur: Dadan Ramdani
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *