Site icon Angkara

Setahun setelah tragedi Kanjuruhan, banyak rekomendasi TGIPF yang tidak dilaksanakan


Bola.net – Akmal Marhali bercerita tentang pekerjaan rumah yang belum terselesaikan setahun setelah Tragedi Kanjuruhan. Mantan anggota Tim Gabungan Pencari Fakta Independen (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan ini mengatakan, masih banyak rekomendasi TGIPF yang tidak dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Menurut Akmal, tragedi Kanjuruhan merupakan cerminan buruknya tata kelola sepakbola Indonesia. Sedangkan rekomendasi TGIPF merupakan upaya untuk memastikan tata kelola sepakbola Indonesia bisa lebih baik di masa depan.

Sayangnya, tambah Akmal, tidak semua rekomendasi tersebut dilaksanakan. Masih ada sejumlah poin rekomendasi yang belum dilaksanakan oleh pihak terkait.

“Kalau boleh jujur, tidak semua rekomendasi TGIPF dilaksanakan oleh pihak terkait,” kata Akmal kepada Bola.net.

Tragedi Kanjuruhan sendiri terjadi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya 2022. Saat itu, suporter Arema FC bergegas masuk ke lapangan usai pertandingan.

Aparat keamanan berusaha mengusir para pendukung ini. Mereka menembakkan gas air mata yang sebagian diarahkan ke tribun penonton. Alhasil, para suporter panik di tribun penonton. Mereka bergegas keluar melalui pintu yang sebagian terkunci.

Akibat kejadian ini, 135 orang meninggal dunia. Ratusan orang lainnya terluka. Bahkan, beberapa tahun setelah tragedi ini masih belum pulih dari luka dan luka tersebut.

Menyikapi Tragedi Kanjuruhan, pemerintah membentuk TGIPF. Tim yang dikomandani Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md itu juga menghasilkan sejumlah rekomendasi yang akan dieksekusi.

Baca artikel selengkapnya di bawah ini.

Exit mobile version