PSOI ingin berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mengadakan event selancar

PSOI ingin gandeng pemerintah daerah untuk menghelat ajang selancar

Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) Pandu Patria Sjahrir ingin menggandeng pemerintah daerah untuk menggelar event selancar.Pandu dan penggiat olah raga air menilai Indonesia memiliki spot selancar yang unik dan tersebar luas mulai dari Pulau Sumatera hingga Papua. Oleh karena itu, diselenggarakannya event selancar tidak hanya dapat memberikan peluang lebih besar bagi para atlet selancar lokal untuk bertanding, namun juga berpotensi mendongkrak perekonomian daerah.

“Saya dan pengurus PSOI ingin berjuang bersama bapak dan ibu untuk memanfaatkan potensi besar perekonomian kelautan Indonesia,” kata Pandu dalam gala dinner World Surfing League 2023 di Jakarta, Senin malam.

“Dengan memanfaatkan potensi tersebut, kita dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan memperkenalkan keindahan alam kepada dunia,” imbuhnya.

Baca juga: PSOI Optimistis Selancar Ombak Indonesia Unggul di Olimpiade 2024

Indonesia telah beberapa kali menjadi tuan rumah kompetisi selancar tingkat internasional. Pada tahun 2023, Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung akan menjadi tuan rumah ajang World Surf League (WSL) Krui Pro Qualified Series 5000, sedangkan Kabupaten Nias Selatan akan menjadi tuan rumah ajang World Surf League (WSL) Nias Pro QS5000.

Berdasarkan agenda WSL, Indonesia masih menjadi tuan rumah kompetisi selancar yaitu Manokwari Pro Junior dan Manokwari Pro pada 29 November hingga 3 Desember 2023.

Sekjen PB PSOI Tipi Jabrik Noventin (kiri) memberikan pemaparan pada gala dinner World Surfing League 2023 di Jakarta, Senin (6/11/2023). (ANTARA/RAUF ADIPATI) Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal PSOI Tipi Jabrik Noventin menjelaskan selancar berpotensi menghasilkan pendapatan ekonomi bagi daerah yang dikunjungi para peselancar.

Sebagai gambaran, Tipi mengatakan, tingkat kedatangan peselancar bisa mencapai 26.000 orang, dengan rata-rata menginap selama sembilan hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *