India hanya mampu mencetak satu gol, namun kebobolan sembilan gol, sedangkan Uni Emirat Arab kebobolan 10 gol dan hanya mencetak dua gol.
Hanya ada dua negara yang menyamai status tuan rumah dengan status juara dunia U17, yakni Meksiko pada 2011 dan Brasil pada 2019. Sedangkan China pada 1985 dan Jepang pada 1993 menjadi dua tuan rumah asal Asia yang berhasil lolos fase grup.
Akankah india mengikuti jejak Tiongkok dan Jepang atau mengulangi jejak India dan Uni Emirat Arab? Kita akan lihat nanti.
Dukungan penonton
Skuad Bima Sakti memang dihadapkan pada lawan yang cukup tangguh. Ekuador misalnya, lolos ke Indonesia dengan predikat peringkat kedua Piala Amerika U17 2023 di bawah Brasil dengan selisih hanya dua poin.
Sudah enam kali mengikuti turnamen ini dan dua kali mencapai perempat final, Ekuador mempunyai sejumlah pemain berbahaya seperti Kendry Paez dan Michael Bermudez.
Namun, kekuatan terbesar mereka mungkin terletak pada kekompakan mereka, karena mereka dibentuk atas dasar skuad yang terdiri dari delapan pemain dari klub yang sama, Independiente Del Valle. Hal ini membuat tim lama terbiasa bermain bersama.
Seperti halnya Maroko, mereka terdiri dari talenta-talenta yang pernah bergabung dengan klub-klub besar Eropa, mulai dari Juventus, Paris Saint Germain, Eintracht Frankfurt, Anderlecht, Lille, hingga Ajax Amsterdam, serta enam pemain akademi muda.
Lolos ke Indonesia sebagai finalis Piala Afrika U17 2023 setelah kalah 1-2 dari Senegal yang menjadi juara Piala Afrika U17 edisi itu, Maroko mencapai babak 16 besar Piala Dunia U17 2013.
Soal Panama, tim ini juga cukup bagus. Mereka lolos setelah menjadi semifinalis Concacaf U17 2023 setelah kalah 0-5 dari Meksiko yang menjadi juara Concacaf U17 edisi itu.
Tim yang lolos fase grup pada tahun 2011 ini juga dibangun dari segelintir klub yang sama sehingga terbiasa tampil bersama sehingga mendorong mereka menjadi tim yang solid.
Namun belum tentu tim yang dibentuk dari banyak klub seperti Indonesia tidak sekokoh tim yang dibentuk dari klub yang sama atau pemain yang merasakan atmosfer persaingan ketat seperti Eropa.
Indonesia sendiri mendatangkan pemain-pemain yang beberapa di antaranya merupakan bagian dari skuad sukses di Piala AFF U16 setahun lalu.
Indonesia akan mengandalkan pemain seperti kiper Andrika Fathir Rachman, duo bek tengah Sulthan Zaky dan Iqbal Gwijangge, gelandang seperti Achmad Zidan, Figo Dennis, Muhammad Kafiatur Rizky, serta trio penyerang Muhammad Rifki Afrisal, Nabil Ashura, dan Arkhan Kaka.
Masih ada Welber Jardim yang bermain untuk Sau Paulo di Brasil dan Amar Brkic yang bergabung dengan Hoffeinheim di Jerman. Mereka bisa membantu Indonesia mengenali pola permainan Amerika atau menularkan atmosfer Eropa saat melawan Maroko yang dihuni pemain-pemain keturunan Eropa.
Tangan dingin pelatih Bima Sakti diharapkan bisa memformulasikan tim dan menerapkan strategi tepat seperti yang dilakukannya setahun lalu saat membawa Indonesia menjuarai Piala AFF U16.
Yang terpenting, sepak bola bisa menyangkut banyak hal, bukan hanya soal teknis dan statistik. Ada faktor seperti daya juang dan semangat yang salah satunya bisa dipicu oleh besarnya dukungan penonton.
Dukungan fanatik dari penonton dapat menularkan energi dan semangat ekstra kepada para pemain, sehingga memicu mereka untuk tampil lebih baik, lebih kompak, dan spartan agar bisa meraih hasil yang baik.
HAK CIPTA © ANTARA 2023