Perubahan tersendiri mewarnai dinamika ganda putra Skuad Pelatnas Cipayung

Rombak pisah warnai dinamika ganda putra Skuad Pelatnas Cipayung

Kondisi Marcus yang terpaksa menjalani operasi kaki dan disusul pemulihan selama berbulan-bulan diduga menjadi pemicu utama rusaknya kekompakan para “Minions” di lapangan.

Sempat bermain sebentar, “Minions” kembali harus absen karena Marcus kembali menjalani operasi. Masa pemulihan Marcus yang cukup lama membuat PBSI merombak pasangan tersebut.

PBSI melihat potensi Kevin untuk dipasangkan bersama pemain muda pelatnas lainnya. Terakhir, pada Oktober lalu, PBSI melalui Aryono Miranat yang kini menggantikan Herry IP menyebut Kevin dipasangkan dengan Rahmat Hidayat.

Rahmat sedianya berpasangan dengan Muhammad Rayhan Nur Fadillah dan menjadi pemain ganda putra timnas. Namun dengan dinamika yang terjadi, kedua ganda putra tersebut bertukar pasangan di penghujung tahun.

Aryono menuturkan, aksi Kevin/Rahmat dan Marcus/Rayhan masih dalam tahap awal sejak pertama kali tampil pada November dan Desember lalu, dan diharapkan bisa memberikan performa lebih baik di musim 2024.

Aryono pun tak menutup kemungkinan mereka akan kembali berpasangan seperti dulu, jika Kevin/Rahmat dan Marcus/Rayhan tak menunjukkan perkembangan yang memuaskan.

Tak cukup dengan perpecahan “Minion”, perpecahan di sektor ganda putra juga dialami pasangan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.

Yeremia yang sempat vakum sekitar 6 bulan akibat cedera serius pada 2022 lalu kembali bermain bersama Pramudya pada tahun ini. Namun performa mereka tak sebaik sebelumnya sehingga kerap tersingkir di babak awal.

Meski Yeremia terus membaik, performa pasangan berjuluk “Si Doa” itu cenderung stagnan. Bahkan solidaritas mereka dipertanyakan ketika Pramudya bersikap dingin terhadap Yeremia.

Hingga akhirnya Pramudya buka suara dan mengumumkan akan keluar dari Pelatnas PBSI pada 18 Desember 2023. Melalui keterangan pers virtual, Pramudya menjelaskan sejumlah alasan kepergiannya dari Asrama Cipayung.

Pebulutangkis kelahiran 13 Desember 2000 ini memutuskan meninggalkan dunia bulu tangkis untuk melanjutkan karir studinya di Australia.

Pramudya pamit untuk melanjutkan studi di Negeri Kanguru dengan sekolah jurusan Ilmu Olah Raga dan Psikologi Olah Raga di Sydney. Ia berharap keputusannya dapat membantu olahraga, khususnya bulu tangkis, untuk lebih berkembang di Tanah Air.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti masalah kesehatan mental yang mengganggu yang memengaruhi kehidupan pribadinya dan membuat performanya bersama Yeremia tidak stabil.

Alasan terakhir, ia merasa kurang percaya diri untuk berlaga di Olimpiade. Penghitungan poin menuju Olimpiade Paris 2024 terus dilakukan, dan sejauh ini Pramudya/Yeremia masih memiliki peluang terlalu besar untuk tampil di ajang bergengsi tersebut.

Pramudya/Yeremia yang debut pada Iran Fajr International Challenge ke-28 2019 mengoleksi satu medali emas dan satu perak dari SEA Games Vietnam. Setahun berikutnya di edisi SEA Games 2023, Pramudya/Yeremia juga menorehkan prestasi di pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu dengan meraih medali emas.

Dengan pencapaian tersebut, tak heran jika keduanya masih merindukan momen kebersamaan tersebut.

Namun mau bagaimana lagi, mereka harus berpisah lebih awal akibat keputusan Pramudya yang pensiun dini.

Redaktur: Achmad Zaenal M

Redaktur: Achmad Zaenal M
Hak Cipta © ANTARA 2023

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *