Pasca era “Bepe”, Peri yakin belum ada striker lokal yang lebih menonjol. Alasan utamanya adalah klub lebih memilih menurunkan striker asing di liga.
Terakhir kali pemain Indonesia menyandang status striker tersubur Liga Indonesia adalah pada tahun 2013 atas nama Boaz Solossa (25 gol). Sedangkan pemain lokal terakhir yang mampu meraih gelar pemain terbaik liga adalah Ferdinand Sinaga pada tahun 2014.
“Setelah itu, pemain terbaik selalu pemain asing, begitu pula ‘pencetak gol terbanyak’,” kata Peri.
Sejak kompetisi liga di Indonesia bernama Liga 1 Indonesia, tepatnya pada tahun 2017 lalu, sebenarnya ada pembatasan jumlah pemain asing di setiap klub.
Namun dalam perkembangannya, kuota pemain asing bertambah. Pada Liga 1 Indonesia 2017, format pemain asing adalah 2+1+1 yang artinya setiap tim berhak mengontrak dua pemain asing dari mana saja, satu pemain Asia dan satu “marquee player” (yang berlaga di Liga 1 Indonesia 2006- Piala Dunia edisi 2014).
Terbaru, pada Liga 1 Indonesia 2023-2024, kuota pemain asing bertambah menjadi enam per klub, dengan rincian empat pemain asing dari negara mana pun, satu dari Asia dan satu dari Asia Tenggara.
Baca juga: Shin: Pemain Butuh Lebih Banyak Pengalaman untuk Bersaing di Level Atas
Baca juga: Perjalanan gemilang Indonesia di Piala Asia terhenti oleh Australia
Reporter: Michael Siahaan
Redaktur: Irwan Suhirwandi
Hak Cipta © ANTARA 2024