Jakarta (ANTARA) – Pelatih Semen Padang Delfriadi mengaku sedikit kecewa timnya gagal mempertahankan keunggulan saat dijamu Malut United pada leg pertama semifinal Liga 2 Indonesia di Stadion Madya, Jakarta, Minggu.Klub berjuluk Kabau Sirah unggul terlebih dahulu lewat gol Firman Juliansyah pada menit ke-41, sebelum tuan rumah menyamakan kedudukan melalui gol Hari Nur Yulianto pada menit ke-88.
“Iya tentu kami sebagai pelatih kecewa, siapa yang tidak kecewa, kami hanya kebobolan di tiga menit terakhir. Tapi itulah sepak bola. Terkadang Anda bisa (kebobolan) di masa tambahan waktu. “Tapi itu yang kita syukuri juga, itu yang Tuhan berikan kepada kita, kita syukuri itu,” kata Delfriadi dalam jumpa pers usai pertandingan.
Sebelum Hari menyamakan kedudukan, Malut memberikan ancaman serius ketika tembakan pemain pengganti Dave Mustaine membentur mistar gawang dan melambung di garis gawang. Namun karena terjadi begitu cepat, wasit tidak mengesahkan gol tersebut.
Terkait hal tersebut, Delfriadi menilai hal tersebut merupakan risiko yang harus diterima semua pihak, sebab saat ini teknologi VAR atau garis gawang belum diterapkan.
Baca juga: Bersaing Persiraja di Kandang, PSBS Biak Optimis Masuk Liga 1
“Makanya kita tidak punya VAR dan sebagainya, itu risikonya. Karena tidak bisa dideteksi dengan jelas. Tapi kalau ada VAR mungkin bisa dilakukan,” ujarnya.
Pada laga leg pertama semifinal melawan Malut United, Semen Padang tampil tanpa penyerang produktifnya, Kenneth Ngwoke.