Layaknya pecinta sepak bola di Singapura, Bernard Tan mungkin sudah bosan menunggu kehadiran timnas yang banyak berbicara di ajang internasional.
Keinginan Bernard Tan untuk merekrut pemain naturalisasi mungkin semakin menggebu-gebu saat ini ketika Singapura di ambang tersingkir dari babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Singapura baru mengoleksi satu poin setelah sekali imbang dan tiga kali kalah dari empat laga.
Tidak sporadis
Namun negara-negara tersebut mungkin belum mengetahui bahwa proses naturalisasi atlet di Indonesia merupakan proses panjang yang kini disertai dengan persyaratan lain bahwa calon pemain naturalisasi harus memiliki darah Indonesia.
Belanda merupakan negara yang mempunyai banyak penduduk keturunan Indonesia. Tak heran jika sebagian besar pemain naturalisasi Indonesia berasal dari negara yang iklim sepakbolanya bagus.
Bandingkan dengan apa yang dilakukan negara-negara seperti Tiongkok, yang banyak melakukan naturalisasi terhadap pemain Brasil, yang secara etnis dan sosial budaya tidak ada kaitannya dengan Tiongkok.
Bahkan di cabang olahraga seperti bola basket, China berani melakukan naturalisasi atlet bintang yang sama sekali tidak memiliki akar China, salah satunya adalah penyerang Minnesota Timberwolves, Kyle Anderson, dari liga bola basket profesional NBA di Amerika Serikat.
Mantan gelandang Arsenal dan Brentford Nico Yennaris, yang lahir dan besar di Inggris dan tidak memiliki darah Tionghoa sama sekali, menjadi pesepakbola naturalisasi pertama yang dipanggil ke timnas Tiongkok pada tahun 2019.
Indonesia belum bisa melangkah sejauh yang dicapai Tiongkok, apalagi yang dilakukan Kamboja di SEA Games 2023.
Pada SEA Games edisi tahun lalu, Kamboja mengambil langkah kontroversial dengan menurunkan atlet naturalisasi di banyak cabang olahraga, mulai dari bola basket hingga atletik.
Asal usul atlet naturalisasi ini bermacam-macam, ada yang berasal dari Korea Selatan, Hongkong, Pakistan, India, China, namun ada juga beberapa atlet yang berdarah campuran Kamboja-Amerika.
Naturalisasi yang dilakukan Indonesia tidak bersifat sporadis seperti yang dilakukan Kamboja.
Bukan hanya tak mau sekadar naturalisasi, namun juga dilakukan secara terbatas di sejumlah cabang olahraga, termasuk sepak bola yang juga merupakan program jangka pendek, seperti ditegaskan Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali beberapa waktu lalu.
Pelatih Shin Tae-yong sendiri menerapkan kriteria dasar bahwa pesepakbola yang bisa dinaturalisasi memperkuat timnas harus memiliki darah Indonesia atau memiliki nenek moyang Indonesia.
Dengan kata lain, naturalisasi yang dilakukan Indonesia tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas tim olahraganya, tetapi juga dengan mempertimbangkan jati diri Indonesia.
Hak Cipta © ANTARA 2024