“Perasaan berbeda, keadaan berbeda, menurut saya. Sekarang saya punya mimpi dan tekad lebih dari sebelumnya, mungkin bukan hari ini, tapi secara umum dalam hidup,” kata Medvedev.
“Tetapi saya bukan lagi seorang anak kecil yang sedang bermimpi. Namun saya sekarang adalah seorang pemuda berusia 27 tahun yang sedang bermimpi dan melakukan segala kemungkinan untuk masa depan dan masa kini.”
“Saya menyukainya. Itu sebabnya saya berhasil mencapai final. Saya ingin menang. Saya hampir saja. Apakah saya benar-benar dekat atau tidak? Sulit untuk mengatakannya, tetapi tidak jauh.”
Meski mengambil sisi positif dari turnamen tersebut, ia mengaku masih sulit menerima kekalahan ketika sudah hampir meraih trofi.
“Sangat-sangat sulit untuk memiliki mentalitas, saya tidak ingin mengatakan juara, tapi mentalitas yang baik, mentalitas olahraga, sangat sulit untuk kalah di final,” kata Medvedev.
“Tetapi Anda harus mencoba menemukan sisi positifnya dan sisi positifnya adalah final lebih baik daripada semifinal dan perempat final.”
Baca juga: Ketenangan Jadi Kunci Sinner Raih Grand Slam Pertamanya
Baca juga: Sabalenka Tak Sangka Pertahankan Gelar Australia Terbuka
Reporter: Arindra Meodia
Redaksi : Eka Arifa Rusqiyati
Hak Cipta © ANTARA 2024