Chess.com juga mengatakan anak ajaib ini menghabiskan tujuh jam setiap hari bermain catur.
Meski lahir di India, Ashwath Kaushik menghabiskan enam tahun terakhir hidupnya di Singapura.
“Dia belajar sendiri sambil bermain bersama kakek dan neneknya,” kata ayahnya Kaushik Sriram yang mengaku terkejut karena tidak ada seorang pun di keluarganya yang menyukai catur.
“Saya bangga dengan permainan saya dan cara saya bermain, terutama karena saya sempat lebih buruk pada satu titik namun bangkit kembali dari sana,” kata Ashwath kepada Chess.com setelah mengalahkan Jacek Stopa.
Namun, bocah ajaib ini harus puas menyelesaikan turnamen di Swiss di posisi ke-12 setelah kalah dari Master Internasional Harry Grieve.
Baca juga: Festival Catur Pelajar Nasional 2023 Raih Rekor MURI
Wartawan : Jafar M Sidik
Redaksi : Eka Arifa Rusqiyati
Hak Cipta © ANTARA 2024