Harapan Garuda Muda untuk lolos ke babak gugur Piala Dunia U-17 tetap tinggi

Asa Garuda Muda masuk babak knockout Piala Dunia U-17 tetap besar

Namun kali ini Jehan Pahlevi mampu memperkecil ketertinggalan dengan Riski berkat aliran bola yang lebih lincah dari sektor kanan dari sisi kanan lini pertahanan Garuda Muda.

Bek kanan Welber Jardim kini jauh lebih aktif membantu serangan, meski tetap disiplin menjaga pertahanan. Bersama gelandang Ji Da Bin, ia menjadi bagian penting di sisi kanan permainan Indonesia.

Seperti bek sayap modern, Jardim, dan bek kiri Habil Akbar, aktif melangkah membantu serangan. Jardim bahkan merekayasa gol kedua Arkhan Kaka di turnamen ini, lewat umpan silang dari luar kotak pertahanan Panama yang disambut sundulan Arkhan.

Poin penuh

Arkhan sendiri masih menjadi pemain Indonesia yang paling berbahaya bagi lawan. Positioningnya dan selalu bergerak menjemput bola membuatnya memiliki jarak lari terjauh, yakni melawan Panama total 11,04 km.

Dengan grafik yang relatif membaik tersebut, Indonesia tetap menjaga harapannya untuk tetap bertahan di kompetisi Piala Dunia U17 edisi tahun ini. Peluang untuk mencapai babak sistem gugur masih terbuka.

Jika bermain imbang melawan Maroko di laga terakhir fase grup dan di saat yang sama Panama mengalahkan Ekuador, maka Indonesia akan tersingkir, karena tiga tim lain di grup A masing-masing mengoleksi 4 poin.

Jika bermain imbang melawan Maroko, dan di saat yang sama Ekuador menang atau seri melawan Panama, maka ada harapan Indonesia melaju ke babak gugur, dengan catatan peringkat ketiga terbanyak grup lain juga mengoleksi tiga poin.

Jika skenario itu terjadi, maka selisih gol akan menentukan siapa di antara empat tim peringkat terbaik yang lolos ke babak sistem gugur.

Namun skenario itu sangat berisiko. Oleh karena itu, tidak ada cara yang lebih aman untuk lolos ke babak sistem gugur, selain menang melawan Maroko.

Maroko sendiri, dan juga Ekuador, datang ke Indonesia dengan predikat runner up turnamen U17 di benua mereka. Maroko berada di zona Afrika di bawah asuhan Burkina Faso yang menjuarai Piala Afrika U-17 tahun ini, sedangkan Ekuador berada di zona Amerika Selatan di bawah Brasil.

Namun statistik terkadang tak sesuai dengan hasil di lapangan. Tengok saja hasil yang didapat Burkina Faso yang takluk 0-3 dari runner up Piala Eropa U-17 2023, Prancis, atau bahkan juara bertahan Brazil yang ditumbangkan 2-3 oleh Iran yang menjadi semifinalis U-17 2023. 17 Piala Asia.

Burkina Faso dan Brazil menjadi rujukan penting bagi Indonesia, karena statistik dan perjalanan tim sebelumnya, terkadang tidak menentukan hasil pertandingan saat ini.

Bukan tidak mungkin Indonesia bisa mengulangi apa yang dilakukan Iran kepada Brasil, dengan mengalahkan Maroko di laga terakhir fase grup.

Meski hanya meraih hasil imbang atau bahkan gagal meraih poin, Garuda Muda tetap bisa berbangga.

Dua hasil imbang di Piala Dunia U-17 jauh lebih baik dibandingkan Kanada pada tahun 1987, Trinidad & Tobago pada tahun 2001, Uni Emirat Arab pada tahun 2013 dan India pada tahun 2017 yang semuanya menjadi tuan rumah namun masing-masing kalah dalam tiga pertandingan penyisihan grup.

Tentunya masyarakat Indonesia berharap Garuda Muda bisa kembali meraih poin, dan syukurlah poin tersebut menjadi poin penuh.

Jika itu yang didapat, maka bukan hanya Garuda Muda yang akan melakukan lompatan besar, tapi juga sepak bola Indonesia, selain menginspirasi seluruh level sepak bola nasional dan generasi muda tanah air.

HAK CIPTA © ANTARA 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *