Tangerang (ANTARA) – Sejumlah drifter perempuan mengungkap tantangan yang mereka hadapi dalam menekuni olahraga motorsport yang lebih mengedepankan maskulinitas.Anindita Hidayat, seorang mojang Bandung, mulai menggemari olahraga motorsport sejak tahun 2021. Ia kemudian berusaha keras belajar dari ahlinya meski kerap mendapat intimidasi hingga kini akhirnya menjadi seorang drifter profesional.
Sebelum jatuh cinta dengan drifting, wanita yang akrab disapa Anin ini mengaku menyukai mobil sejak kecil. Kecintaannya terhadap dunia otomotif datang dari sang ayah yang gemar mengutak-atik kendaraan roda empat.
“Menjadi perempuan di industri laki-laki itu sangat mengintimidasi. Padahal saya tomboi dan sangat suka otomotif, serta sangat familiar dengan dunia otomotif, tapi saya buta terhadap drifting. Saya kemudian belajar ke ahlinya,” kata Anin dalam sebuah wawancara. pertemuan media. Indonesia Drift Series 2024 di Tangerang, Rabu.
Belajar bersama para ahli menjadi upaya Anin untuk tidak dianggap remeh dan juga untuk meredam stigma bahwa perempuan hanya sebagai “pemanis” dalam dunia motorsport. Ia ingin membuktikan bahwa perempuan juga mampu bersaing.
Anin bertemu dengan Akbar Rais yang merupakan pendiri Indonesia Drift Series untuk belajar drifting. Ia kemudian ingin membuat kelas khusus bagi perempuan di bidang drifting dengan tujuan memberikan wadah yang aman bagi perempuan di seluruh Indonesia untuk memulai karir di bidang motorsport.
Indonesia Drift Series kemudian akan menggelar Women Drift Challenge (WDC) kelas khusus putri pertamanya pada tahun 2022.
“WDC hadir sebagai wadah bagi perempuan segala usia, latar belakang, kebangsaan, untuk menjadi pembalap perempuan yang mampu bersaing di dunia laki-laki ini,” kata Anin.
Setelah musim 2022, Anin tidak lagi berlaga di WDC. Dia “naik satu kelas” berkompetisi di Pro2 bersaing dengan pria.
Baca juga: Indonesia Drift Series 2024 siap menggelar kompetisi di tiga kelas