Jakarta (ANTARA) – Pelatih timnas Vietnam Philippe Troussier angkat bicara soal banyaknya pemain naturalisasi yang kini memperkuat skuad timnas Indonesia, jelang pertemuan kedua tim pada lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, babak kedua Grup. F pada tanggal 21 Maret dan 26 Maret.Pada kesempatan kali ini, pelatih Shin Tae-yong memanggil delapan pemain naturalisasi, antara lain Nathan Tjoe-A-On, Sandy Walsh, Jay Idzes, Ivar Jenner, Marc Klok, Rafael Struick, Thom Haye, dan Ragnar Oratmangoen.
Sementara pada Piala Asia Qatar 2023 beberapa waktu lalu, Justin Hubner, Jordi Amat, Elkan Baggot, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, dan Rafael Struick tampil dari Indonesia.
Dalam hal ini, Troussier menilai kehadiran pemain naturalisasi adalah sah-sah saja sebagai cara untuk memajukan sepakbola suatu negara.
“Saya kira ini soal bagaimana mengembangkan sistem sepak bola masing-masing. Berdasarkan pengalaman saya, ada beberapa cara untuk mengembangkan sistem sepak bola di tanah air,” kata Troussier dalam jumpa pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). ), Jakarta pada Rabu, jelang laga pertama melawan Vietnam di tempat yang sama besok Kamis (21/3/2024) malam.
Pertama, kita bisa mendorong perkembangan sepak bola dari sumber daya dalam negeri. Platform sepak bola semakin mendapat dukungan dari FIFA dan semakin memperhatikan pengembangan sepak bola lokal, mulai dari peningkatan kualitas pemain hingga stadion dan wasit, lanjutnya.
Lihat saja Jepang dan Korea, latar belakang sepak bola yang banyak pemain asingnya. Di Jepang, Urawa Red Diamonds Club bisa menjuarai Liga Champions AFC, tapi kontribusinya ke timnas nol, karena pemain elit Jepang pergi ke luar negeri untuk bermain, ” dia menambahkan.
Sejauh ini Garuda memberikan dampak baik dengan banyak menggunakan pemain keturunan Eropa yang beberapa waktu lalu berhasil lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2023 untuk pertama kalinya.
Baca juga: Adaptasi Nathan, Jay, Ragnar dan Thom di Timnas Berjalan Baik
Wartawan : Zaro Ezza Syachniar
Redaktur: Hernawan Wahyudono
Hak Cipta © ANTARA 2024