Tim perahu naga Indonesia mendapat pelajaran berharga setelah harus merelakan medali emas nomor 500m Asian Games Hangzhou jatuh ke tangan tim tuan rumah, Kamis.Tim putra dan putri Tiongkok meraih dua medali emas pada nomor jarak menengah yang berlangsung di Wenzhou Dragon Boat Center, sedangkan Indonesia harus puas dengan dua medali perak.
Tim perahu naga putra Indonesia sebenarnya berpeluang besar meraih medali emas karena memberikan kejutan bagi China meski sempat tertinggal 14 pendayung tim Merah Putih setelah separuh jalan.
Namun, Muh Burhan yang menabuh genderang paling depan memberikan semangat kepada rekan satu timnya dan mampu menyalip tim Thailand hingga naik ke posisi kedua dan merebut medali perak dengan catatan waktu 2:09.165.
“Kami kurang beruntung, kami berusaha semaksimal mungkin di ajang ini,” kata Manajer Tim Perahu Naga Indonesia Edy Suyono dalam jumpa pers usai lomba.
“Hari ini mungkin kami kurang maksimal dari start. Setelah satu meter dari start kami sangat-sangat lambat dan dari jarak 200m kami berakselerasi secepat mungkin, namun China keluar sebagai yang terbaik di ajang hari ini.
“Mudah-mudahan besok di nomor 1.000m kita tidak melakukan kesalahan dalam start dan strategi untuk meraih medali emas.”
Sementara itu, pelatih tim Tiongkok, Lin Chin Wei mengatakan anak asuhnya yang sejak awal menjaga kecepatan terpaksa memutar otak melihat Indonesia mendekat. Namun pada akhirnya tim tuan rumah finis pertama dengan selisih sangat tipis yakni 0,013 detik dari rivalnya.
Thailand harus puas meraih perunggu setelah finis 1,637 detik kemudian.
Terjadi hal yang tidak terduga. Kami melihat tim Indonesia mulai sprint lebih awal dan kami mulai mengayuh dengan keras, sebenarnya itu tidak sesuai dengan taktik kami, kata Lin.
“Kami tahu tim Tiongkok tidak selalu bagus dalam lomba jarak jauh termasuk 500m, tapi kami menghabiskan banyak waktu berlatih di nomor 500m dan 1.000m, jadi kami cukup percaya diri.”
Pada final 500m putri, Raudani Fitra dan kawan-kawan mengerahkan seluruh kemampuannya setelah tertinggal di peringkat keempat saat mencapai titik 250m.
Di paruh akhir perjalanan, mereka menyalip Myanmar dan Thailand sebelum finis dengan rekor 2:23.190 untuk mengamankan medali perak.
Tim Tiongkok yang memimpin balapan sejak awal berhasil meraih emas dengan keunggulan 1,830 detik di posisi pertama.
Sementara Myanmar merangsek ke zona podium untuk membawa pulang perunggu.
“Kami berusaha semaksimal mungkin hingga akhirnya finis di posisi kedua. Tidak bisa dipungkiri bahwa China sebagai tuan rumah memang lebih siap dan kuat dari kami,” kata Dayumin, salah satu pedayung beregu putri Indonesia.
Baca juga: Indonesia Raih Dua Medali Perak Perahu Naga 500m Asian Games Hangzhou
Sebelumnya pada Rabu (4/10), Indonesia mengamankan medali perak di nomor perahu naga 200m putri dan medali perunggu di nomor 200m putra.
Tim pelatih dan atlet perahu naga Indonesia berharap bisa menggondol emas pada dua nomor terakhir yakni nomor 1.000m putra dan putri pada Jumat (6/10).
Indonesia punya rekor manis saat pertama kali ajang perahu naga dipertandingkan di Asian Games. Pada tahun 2010 di Guangzhou tim putra Indonesia dominan meraih tiga medali emas pada nomor 250m, 500m, dan 1.000m.
Sementara tim putri masih kalah dari China dan harus puas meraih tiga trofi di tiga ajang tersebut.
Pada Asian Games 2018, performa tim perahu naga Indonesia menurun tanpa meraih medali emas. Mereka membawa pulang dua perak dari nomor 1.000m putra dan 200m putri ditambah satu perunggu dari nomor 500m putra.
Baca juga: Indonesia Raih Perak dan Perunggu Asian Games 200m Perahu Naga
Baca juga: Indonesia Gagal Raih Medali Gabungan Beregu Putri Asian Games
Wartawan: A059
Redaksi : Eka Arifa Rusqiyati
HAK CIPTA © ANTARA 2023