Site icon Angkara

Tampil di Olimpiade menjadi motivasi comeback Gregoria di Malaysia Open

Tampil di Olimpiade jadi motivasi comeback Gregoria di Malaysia Open

Jakarta (ANTARA) – Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung menyebut bisa tampil di Olimpiade Paris 2024, Prancis menjadi rahasia comebacknya saat mengalahkan pebulu tangkis Jepang Natsuki Nidaira di babak 32 besar Malaysia Open 2024 lewat rubber pertandingan 20-22, 21-18, 21-14 di Lapangan 2 Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu,Malaysia Open 2024 sendiri selain sebagai turnamen yang memperebutkan hadiah sebesar 1,3 juta dollar Amerika Serikat (sekitar Rp 20,2 miliar), juga merupakan turnamen yang memperebutkan poin peringkat Olimpiade 2024.

“Tentunya karena tahun ini adalah tahun yang penting, tahun olimpiade, motivasi saya untuk membuktikan diri pasti lebih. Melihat performa saya di tahun sebelumnya yang cukup bagus dan saya tidak ingin berhenti sampai disitu maka saya ingin memasukkan dalam latihan yang lebih tapi tenang, santai,” kata juara Japan Masters 2023 itu, dikutip dari keterangan resmi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Rabu.

Gregoria kemudian menjelaskan alasannya kalah di game pertama dari Natsuki 20-22. Ia mengatakan saat itu ia belum begitu mengetahui pola permainan tunggal putri Jepang sehingga harus menerima kenyataan gagal memenangkan game pembuka meski game point sudah dalam genggamannya.

Hal tersebut berlanjut di game kedua, namun kata Gregoria, ia sudah sedikit mengetahui pola permainan lawannya ditambah ia mengurangi kesalahan sendiri sehingga mampu menutup game kedua dengan kemenangan 21-18 setelah pertarungan yang ketat.

Baca juga: Gregoria bangkit dari ketertinggalan untuk mencapai babak 16 besar Malaysia Open

“Di game pertama saya kurang terlalu nyaman dengan pola permainan lawan karena pertahanannya sangat bagus. Bahkan di game kedua bisa dibilang saya kurang cepat mengendalikan situasi. Saya berusaha memperkecil kesalahan sendiri. dan lebih gigih dalam aksi unjuk rasa,” kata Gregory.

Kemudian pada game ketiga, Gregoria mengaku sudah menemukan resep jitu untuk dengan mudah mengatasi perlawanan Natsuki dimana tim tunggal putri Jepang beberapa kali kewalahan dengan smash-smashnya di game penentuan.

“Di game ketiga sepertinya lawan mulai risih dengan apa yang saya lakukan, jadi sangat menguntungkan,” ujar pebulu tangkis berusia 24 tahun itu.

“Saya memberikan apresiasi dan hormat kepada dia (Natsuki) atas usahanya sepanjang pertandingan, tidak putus asa mengejar hingga bola benar-benar menyentuh karpet,” puji Gregoria kepada lawannya.

Baca juga: Kesabaran Jadi Kunci The Daddies Melaju ke Babak 16 Besar Malaysia Open
Baca juga: Bagas/Fikri Ungkap Penyebab Kekalahan dari Rankireddy/Shetty

Wartawan : Zaro Ezza Syachniar
Redaksi : Eka Arifa Rusqiyati
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version