Doha (ANTARA) – Jika kita berkunjung ke Qatar pasti akan mampir ke Doha, tempat satu-satunya bandara internasional di negara itu berada.Negara yang luasnya sekitar 11.500 kilometer persegi atau hanya sepertiga luas Provinsi Jawa Barat ini memiliki sentuhan modernitas yang sangat kental pada sarana dan prasarananya.
Sesampainya di Bandara Internasional Hamad, lalu melihat sekeliling dari lobi, kita bisa menjumpai berbagai gedung pencakar langit yang megah dan indah berdiri kokoh dari seluruh penjuru dunia. Hanya sisi timur bandara yang berbatasan langsung dengan Teluk Persia.
Qatar mulai mendapatkan tempat tersendiri di antara orang-orang dari seluruh dunia. Yang dulunya lebih dikenal sebagai negara transit penerbangan dari Benua Asia ke Eropa atau sebaliknya, kini menjadi negara dengan sistem monarki yang menjadi lokasi berbagai perhelatan olahraga bertaraf internasional.
Tak heran jika semakin banyak orang yang datang ke Qatar untuk menyaksikan acara olahraga seperti MotoGP dan F1 di Sirkuit Lusail, atau yang terbaru adalah Piala Dunia 2022 dan Piala Asia 2023.
Pemerintah Qatar tahu betul bagaimana memberikan pelayanan terbaik bagi para pelancong selama berada di negaranya. Doha yang merupakan kota terbesar menjadi episentrum para migran untuk bermalam, berwisata atau berbelanja.
Guna menunjang pelayanan, berbagai fasilitas baru dibangun dan mengubah wajah Doha dan sekitarnya dalam waktu kurang dari 10 tahun.
Salah satu proyek yang fenomenal adalah pembangunan jaringan kereta bawah tanah Metro, pembangunan Bandara Internasional Hamad sebagai pengganti Bandara Doha, serta fasilitas umum lainnya.
Doha telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga mengikuti standar pariwisata perkotaan kelas dunia.
Namun dari sekian banyak pembangunan di Doha, ada satu lokasi yang masih mempertahankan keasliannya dan mengusung konsep klasik seperti saat pertama kali didirikan.
Lokasinya adalah Souq Waqif, sebuah kawasan perdagangan berusia sekitar satu abad yang memiliki bangunan khas Timur Tengah.
Kompleksnya merupakan bangunan rumah petak dengan gang-gang sempit. Dinding bangunannya dilapisi semen, namun dibiarkan dengan finishing kasar, lalu dilabur dengan cat khaki seperti warna khas gurun pasir. Sebuah gang di Souq Waqif yang menghubungkan area pasar dengan kafe dan restoran. (ANTARA/Roy Rosa Bachtiar)
Lagi-lagi di bagian atas, tepat sebelum garis atap, masih ada balok-balok kayu yang dipasang berjajar. Kayu berbentuk silinder menopang bagian atap yang berat.
Atapnya sendiri tidak membentuk sudut miring seperti perumahan di Indonesia, melainkan datar di atas lapisan tanah. Konstruksi atap jenis ini memerlukan penyangga kuat yang terbuat dari kayu solid.
Meski terbilang kuno, Souq Waqif tetap memperhatikan unsur keamanan yang memadai. Pompa hidran dan alarm kebakaran dipasang di sejumlah sudut pasar dengan rambu peringatan yang jelas untuk tidak meletakkan barang apapun di area hidran.
Belum lagi penempatan polisi secara rutin di sejumlah sudut Souq Waqif.
Souq Waqif berbeda dengan kawasan sekitarnya. Bahkan kawasan Musheireb yang juga menyimpan nilai sejarah sejak awal berdirinya Doha telah menjelma menjadi kawasan pusat kota modern yang penuh dengan bangunan estetis kontemporer.
Gedung-gedung megah yang berdekatan dan fasilitas utama stasiun Metro menjadi pemandangan besar di kawasan yang dulunya hanya dipenuhi empat rumah hunian.
Kawasan Musheireb juga menjadi rumah bagi banyak hotel dari kelas menengah hingga mewah. Mobilitas wisatawan di Musheireb didukung oleh stasiun utama Metro yang menghubungkan tiga jalur layanan yaitu Jalur Merah, Jalur Kuning, dan Jalur Hijau.
Terdapat juga terminal bus listrik yang terintegrasi dengan stasiun.
Namun, satu blok jauhnya di sisi timur Musheireb, masih ada Souq Waqif yang hadir untuk mengisi rasa penasaran pendatang baru terhadap unsur kehidupan lama di Doha.
Baca juga: Akhir Perjalanan Garuda dan Awal Petualangan Baru yang Tak Kalah Menantang
Baca juga: Pertunjukan Tari Saman Warnai Laga Indonesia Vs Vietnam di Doha
Baca juga: Pj Gubernur Sebut Hubungan Baik Sumut-Qatar Buka Peluang Investasi
Halaman selanjutnya: Isi perut Anda dan berbelanja di Doha
Redaktur: Dadan Ramdani
Hak Cipta © ANTARA 2024