Site icon Angkara

Rangkuman – Tanpa tambahan medali, Indonesia naik ke peringkat 13

Round up - Tanpa tambahan medali, Indonesia tergeser ke peringkat 13

Jakarta (ANTARA) – Awan kelabu menyelimuti kontingen Indonesia yang berlaga di Asian Games 2022 di Hangzhou setelah dua hari berturut-turut tak menghasilkan satu medali pun di sejumlah cabang olahraga yang dipertandingkan.Perolehan medali kontingen Indonesia di pesta olahraga terbesar negara-negara Asia itu hingga Sabtu pukul 23.30 WIB tidak mengalami perubahan sama sekali sejak Kamis dua hari lalu, yakni 3 emas, 3 perak, dan 10 perunggu.

Puasa medali dalam dua hari terakhir membuat peringkat kontingen Indonesia tergeser di klasemen medali sementara yang semula berada di peringkat 12 kini harus turun satu tingkat ke peringkat 13.

Peringkat ke-12 yang beberapa hari ditempati Indonesia kini diambil alih kontingen negara tetangga Malaysia yang mengoleksi 3 emas, 3 perak, dan 12 perunggu.

Kontingen Asia Tenggara lainnya, Thailand bahkan unggul jauh atas Indonesia yakni di peringkat 6 dengan raihan 8 emas, 4 perak, dan 14 perunggu.

Di klasemen keseluruhan, tim tuan rumah China semakin sulit dikejar di puncak klasemen dengan 114 emas, 68 perak, dan 34 perunggu.

Di bawah Tiongkok, terjadi persaingan yang sangat ketat antara Jepang dan Korea Selatan. Jepang untuk sementara berada di peringkat kedua dengan 28 emas, 38 perak, dan 39 perunggu, dibayangi Korea Selatan dengan 27 emas, 29 perak, dan 54 perunggu.

India berada di peringkat ke-4 dengan 10 emas, 14 perak, dan 14 perunggu, satu tingkat di atas Uzbekistan yang mengumpulkan 10 emas, 11 perak, dan 16 perunggu.

Baca juga: Juliana Klarisa Merasa Persiapan Asian Games Kurang Maksimal
Baca juga: Pelatih Ungkap “Kejutan Korea Utara” dan Alasan Cantika Naik Kelas 55kg
Baca juga: Meski Tak Naik Podium, Robi dan Rikki Pecahkan Rekor Waktu Terbaik

Final lari 100 meter

Peluang kontingen Indonesia meraih medali salah satunya ada pada pelari Lalu Muhammad Zohri yang sebelumnya tampil meyakinkan di babak semifinal nomor 100 meter pada Sabtu malam lalu dan memastikan lolos ke final ajang bergengsi tersebut.

Pada babak semifinal, Zohri mencatatkan waktu 10,12 detik pada kompetisi yang digelar di Stadion Hangzhou Olympics Sports Center tersebut.

Namun dua jam berselang, dalam persaingan ketat di final, Zohri harus puas finis di posisi keenam dengan catatan waktu 10,16 detik.

Pelari tuan rumah Tiongkok Zhenye Xie menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 9,97 detik. Atlet Thailand Puripol Boonson menempati posisi kedua dengan catatan waktu 10,02 detik, dan posisi ketiga ditempati pelari Malaysia Muhammad Azeem bin Mohammad Fahmi dengan catatan waktu 10,11 detik.

Sementara dua pelari jarak jauh Indonesia, Robi Sianturi dan Rikki Marthin Luther Simbolon, gagal meraih podium pada nomor lari 10.000 meter putra, namun memecahkan rekor waktu terbaiknya masing-masing.

Robi mengakhiri balapan di posisi kedelapan dengan catatan waktu 29:55:31, sedangkan Rikki berada satu posisi di bawahnya, yakni kesembilan, dengan catatan waktu 30:56:66.

Baca juga: Zohri finis keenam di final 100 meter putra
Baca juga: Windy Cantika Gagal di Kelas 55 Kg Putri di Asian Games Hangzhou

Menembak dan angkat besi

Cabang olahraga menembak kembali gagal menyumbang medali bagi kontingen Indonesia pada Sabtu, setelah pada Jumat (29/9) juga tak menyumbang medali usai membuka pool medali untuk Indonesia.

Di GOR Fuyang Yinhu, Indonesia hanya menurunkan atlet pada nomor beregu campuran pistol air 10 meter, yakni pasangan Muhamad Iqbal Raia Prabowo dan Arista Perdana Putri Darmoyo.

Namun mereka gagal lolos ke final setelah hanya mengumpulkan poin 572-16x untuk menempati posisi kedelapan dari 19 tim.

Cabang menembak sejauh ini sudah menyumbangkan dua medali emas dan dua medali perunggu bagi tim Indonesia di Asian Games Hangzhou 2022.

Sementara di cabang angkat besi, lifter putri Indonesia Windy Cantika Aisah tak mampu bertanding pada laga berat di kelas 55kg, setelah wakil Korea Utara Hyonghyong Kang memecahkan tiga rekor dunia pada angkatan Snatch, Clean & Jerk, dan Total Lift.

Cantika yang ketiga kalinya naik ke kelas 55kg dari 49kg, mencatatkan angkatan angkatan 85kg setelah gagal pada upaya ketiganya menaikkan beban menjadi 88kg, lebih berat satu kilogram dari rekor terbaiknya.

Kemudian dari clean & jerk, lifter berusia 21 tahun itu tidak mendapatkan poin setelah tiga kali gagal mengangkat target beban 100kg.

Sedangkan Hyongyong membuat kejutan dengan rekor angkatan 103 kg, clean & jerk 130 kg, dan total angkatan 233 kg yang menjadi rekor dunia, Asian Games, dan Asian Games.

Rekan senegaranya Suyon Ri membantu Korea Utara memadukan perak dan emas setelah finis sebagai runner-up dengan total angkatan 222 kg; Rekor clean & jerk Asian Games 96 kg dan rekor clean & jerk Asian Games 126 kg.

Wakil Tiongkok Zhihui Hou meraih perunggu dengan total angkatan 210 kg; Snatch 95 kg dan clean & jerk 115 kg.

Wakil Indonesia lainnya, Juliana Klarisa, menyelesaikan kompetisi hari itu di peringkat kesembilan dengan total angkatan 189 kg; Snatch 82 kg dan clean & jerk 103 kg.

“Mohon maaf kedua atlet yang berlaga di kelas 55kg belum memberikan hasil terbaik karena keduanya belum memberikan medali kepada kontingen Indonesia,” kata pelatih angkat besi Indonesia Rusli saat ditemui ANTARA di Hangzhou.

“Tak disangka Korea Utara luar biasa, atletnya senior semua. Windy Cantika masih kurang senior,” kata Rusli.

Asian Games ke-19 di Hangzhou yang sempat tertunda setahun karena pandemi COVID-19 akan berlangsung hingga 8 Oktober dan masih banyak sisa perebutan medali. Kontingen Indonesia yang beranggotakan 413 atlet dan mengikuti 30 cabang olahraga ini menargetkan meraih 12 medali emas dan menduduki peringkat ke-12.

Baca juga: Lifter Ricko dan Eko Yuli Mulai Perburuan Medali Asian Games Hangzhou
Baca juga: Timnas PUBG Mobile Melaju ke Grand Final Asian Games 2022
Baca juga: Berlatih di Luar Negeri Jadi Harapan Zohri untuk mempertajam catatan waktunya

Redaktur: Dadan Ramdani
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version