Site icon Angkara

Perubahan tersendiri mewarnai dinamika ganda putra Skuad Pelatnas Cipayung

Rombak pisah warnai dinamika ganda putra Skuad Pelatnas Cipayung

Kabar mengejutkan kembali muncul dari sektor ganda putra, dengan putusnya dua pasangan pemain utama di Pelatnas Cipayung. Jakarta (ANTARA) – Kompetisi bulu tangkis musim 2023 telah berakhir dengan digelarnya dua turnamen Badminton World Federation (BWF) secara bersamaan, yakni Odisha Masters di India dan World Tour Finals di Hangzhou, China pada 12-17 Desember.Berbagai catatan dan dinamika terjadi sepanjang rangkaian turnamen yang dimulai pada pekan pertama bulan Januari ini, termasuk ganda putra yang menjadi salah satu andalan Indonesia di peta kompetisi internasional.

Jumlah ini sudah lama menjadi perhatian besar karena kerap meraih kesuksesan dan memiliki tingkat regenerasi yang tinggi.

Mulai dari peringkat teratas, juara turnamen elite, hingga segudang pemain matang, itulah sisi positif dari sektor yang sebelumnya dibesut Herry Iman Pierngadi.

Namun ketenaran ganda putra Skuad Cipayung tak lepas dari kontroversi dan jurang terjal yang menjadi dinamika pembinaan di sektor tersebut selama 1 tahun.

Setahun sebelumnya, santer beredar kabar perselisihan antara Herry dan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Namun setelahnya mereka rujuk dan kembali berlatih seperti biasa.

Sayangnya kebersamaan mereka sebagai pelatih dan pemain tahun ini tidak mengarah ke arah yang tidak diharapkan.

Kini, pelatih berjuluk Pelatih Naga Api itu tak lagi membidangi sektor ganda putra, sedangkan Kevin tak lagi berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon yang pernah sama-sama merajai ganda putra dunia.

Kurang lebih 5 bulan, Herry IP tak lagi melatih ganda putra di Pelatnas Cipayung. Herry mengatakan, pada pertengahan tahun 2023 lalu, dirinya berkomunikasi dengan Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta yang kemudian menawarinya untuk melatih sektor ganda campuran.

Herry awalnya bingung dengan tawaran tersebut, apalagi ia menjadi salah satu pemain kunci kehebatan ganda putra Indonesia sejak resmi bergabung di sektor tersebut di Pelatnas PBSI pada tahun 1993.

Herry mengatakan, pertimbangan organisasi menunjuknya sebagai pelatih kepala ganda campuran karena rekam jejak dan pengalaman kepelatihannya yang sangat baik.

Melalui Herry, Alex mengatakan, sektor ganda campuran saat ini sedang terpuruk dan perlu penanganan dari tangan dingin agar tidak lagi tertinggal dalam persaingan dunia.

Tak butuh waktu lama, Herry menerima tawaran tersebut dan mengalihkan fokusnya ke Rehan/Lisa cs. Meski demikian, ia juga meminta pihak manajemen tidak terlalu cepat menetapkan target bagi dirinya saat menangani ganda campuran.

Meski memiliki pengalaman melatih selama 3 dekade, melatih ganda campuran merupakan sesuatu yang benar-benar baru yang tidak pernah dibayangkan Herry sebelumnya.

Hal pertama yang diungkapkannya adalah tak ingin terbebani dengan target meraih kemenangan setidaknya hingga musim kompetisi 2023 berakhir. Ia masih perlu beradaptasi dengan pola latihan baru dan membangun chemistry dengan anak asuhnya.

Apalagi, pada saat kepindahannya, ganda campuran sempat menjadi sorotan saat Rehan Naufal Kusharanto menjadi bulan-bulanan publik karena masalah perut buncit.

Kejadian ini dimanfaatkan Herry untuk memberikan evaluasi sekaligus membangun komunikasi dengan para atletnya.

Pisahkan pasangan

Kabar mengejutkan kembali muncul dari sektor ganda putra, dengan putusnya dua pasangan pemain utama di Pelatnas Cipayung.

Sepeninggal Herry, pasangan Kevin/Marcus yang akrab disapa “Minions” itu akhirnya putus.

Para “Minions” yang sempat menikmati keunggulan dengan menjadi nomor satu dunia selama kurang lebih 5 tahun, perlahan mulai terjerumus dari peta persaingan papan atas akibat dirundung sejumlah permasalahan.

Kondisi Marcus yang terpaksa menjalani operasi kaki dan disusul pemulihan selama berbulan-bulan diduga menjadi pemicu utama rusaknya kekompakan para “Minions” di lapangan.

Sempat bermain sebentar, “Minions” kembali harus absen karena Marcus kembali menjalani operasi. Masa pemulihan Marcus yang cukup lama membuat PBSI merombak pasangan tersebut.

PBSI melihat potensi Kevin untuk dipasangkan bersama pemain muda pelatnas lainnya. Terakhir, pada Oktober lalu, PBSI melalui Aryono Miranat yang kini menggantikan Herry IP menyebut Kevin dipasangkan dengan Rahmat Hidayat.

Rahmat sedianya berpasangan dengan Muhammad Rayhan Nur Fadillah dan menjadi pemain ganda putra timnas. Namun dengan dinamika yang terjadi, kedua ganda putra tersebut bertukar pasangan di penghujung tahun.

Aryono menuturkan, aksi Kevin/Rahmat dan Marcus/Rayhan masih dalam tahap awal sejak pertama kali tampil pada November dan Desember lalu, dan diharapkan bisa memberikan performa lebih baik di musim 2024.

Aryono pun tak menutup kemungkinan mereka akan kembali berpasangan seperti dulu, jika Kevin/Rahmat dan Marcus/Rayhan tak menunjukkan perkembangan yang memuaskan.

Tak cukup dengan perpecahan “Minion”, perpecahan di sektor ganda putra juga dialami pasangan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.

Yeremia yang sempat vakum sekitar 6 bulan akibat cedera serius pada 2022 lalu kembali bermain bersama Pramudya pada tahun ini. Namun performa mereka tak sebaik sebelumnya sehingga kerap tersingkir di babak awal.

Meski Yeremia terus membaik, performa pasangan berjuluk “Si Doa” itu cenderung stagnan. Bahkan solidaritas mereka dipertanyakan ketika Pramudya bersikap dingin terhadap Yeremia.

Hingga akhirnya Pramudya buka suara dan mengumumkan akan keluar dari Pelatnas PBSI pada 18 Desember 2023. Melalui keterangan pers virtual, Pramudya menjelaskan sejumlah alasan kepergiannya dari Asrama Cipayung.

Pebulutangkis kelahiran 13 Desember 2000 ini memutuskan meninggalkan dunia bulu tangkis untuk melanjutkan karir studinya di Australia.

Pramudya pamit untuk melanjutkan studi di Negeri Kanguru dengan sekolah jurusan Ilmu Olah Raga dan Psikologi Olah Raga di Sydney. Ia berharap keputusannya dapat membantu olahraga, khususnya bulu tangkis, untuk lebih berkembang di Tanah Air.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti masalah kesehatan mental yang mengganggu yang memengaruhi kehidupan pribadinya dan membuat performanya bersama Yeremia tidak stabil.

Alasan terakhir, ia merasa kurang percaya diri untuk berlaga di Olimpiade. Penghitungan poin menuju Olimpiade Paris 2024 terus dilakukan, dan sejauh ini Pramudya/Yeremia masih memiliki peluang terlalu besar untuk tampil di ajang bergengsi tersebut.

Pramudya/Yeremia yang debut pada Iran Fajr International Challenge ke-28 2019 mengoleksi satu medali emas dan satu perak dari SEA Games Vietnam. Setahun berikutnya di edisi SEA Games 2023, Pramudya/Yeremia juga menorehkan prestasi di pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu dengan meraih medali emas.

Dengan pencapaian tersebut, tak heran jika keduanya masih merindukan momen kebersamaan tersebut.

Namun mau bagaimana lagi, mereka harus berpisah lebih awal akibat keputusan Pramudya yang pensiun dini.

Redaktur: Achmad Zaenal M

Redaktur: Achmad Zaenal M
Hak Cipta © ANTARA 2023

Exit mobile version