Jakarta (ANTARA) – Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) akan lebih fokus mendatangkan pemain-pemain muda berdarah campuran, dibandingkan melakukan naturalisasi pemain asing untuk memperkuat timnas basket putra dan putri Indonesia.
“Kalau butuh tambahan pemain, kami lebih fokus pada potensi anak-anak berdarah campuran di luar negeri, makanya kami prioritaskan daripada naturalisasi pemain asing sepenuhnya,” kata Sekjen PP Perbasi Nirmala Dewi kepada ANTARA melalui telepon di Jakarta. , Kamis.
Dijelaskannya, pemain berdarah campuran diyakini akan lebih tepat didatangkan, guna meningkatkan daya saing timnas bersaing di kancah internasional seperti SEA Games dan Asian Games.
Namun, lebih lanjut dijelaskannya, kegiatan tersebut bukanlah hal utama yang dilakukan untuk meningkatkan performa timnas, sebab yang paling diprioritaskan adalah tetap memaksimalkan kemampuan pemain yang ada.
Menurutnya, jika hasil pengembangan pemain kurang maksimal, maka mendatangkan pemain berdarah campuran menjadi pilihan utama ketimbang naturalisasi.
Nirmala mengungkapkan, pertimbangan utama mendatangkan pemain muda berdarah campuran adalah melihat aspek postur tubuh atau tinggi badan yang harus di atas rata-rata pemain di Asia.
Selain itu, lanjutnya, kemampuan (skill) bermain harus sesuai dengan kebutuhan timnas, sehingga bisa memaksimalkan skuad yang ada.
“Postur badannya beda-beda, dia (pemain ras campuran) juga ke luar negeri main basket di sekolahnya, dan memang dia ikut klub basket, jadi bisa kita datangkan kalau kemampuannya memang layak,” kata Nirmala.
Sedangkan pemain berdarah campuran yang sukses dan menjadi andalan tim basket nasional putra Indonesia adalah Derrick Michael Xaviero dan Brandon Jawato.
Wartawan : Donny Aditra
Redaktur: Hernawan Wahyudono
Hak Cipta © ANTARA 2024