Site icon Angkara

Mali ingin membuat sejarah di Piala Dunia U-17 2023

Mali ingin torehkan sejarah di Piala Dunia U-17 2023

Jakarta (ANTARA) – Pelatih Timnas Mali U-17 Soumaila Koulibaly mengaku ingin timnya mengukir sejarah di Piala Dunia U-17 2023 dengan meraih trofi di penghujung turnamen.Sebagai satu-satunya tim asal Afrika yang melaju ke babak semifinal Piala Dunia U-17 2023, Mali ingin meraih trofi juara dan melampaui pencapaian terbaiknya saat menjadi runner-up edisi 2015 yang berlangsung di Chile.

“Kami sudah bekerja keras untuk bisa sampai di sini. Kami satu-satunya tim dari Afrika yang bisa mencapai semifinal ini,” kata Koulibaly dalam konferensi pers jelang laga, dilansir dari keterangan resmi, Senin.

Tentu kami ingin melanjutkan langkah bersama para pemain muda ini. Tampil di Piala Dunia tentu impian kami adalah meraih trofi. Di sini kami berusaha mencetak gol di pertandingan tersebut, ujarnya.

Pada semifinal Piala Dunia U-17, Mali bertemu Prancis di Stadion Manahan, Solo, Selasa pukul 19.00 WIB. Lawannya, Perancis, jelas bukan lawan yang mudah pasalnya tim berjuluk Les Bleus muda ini menyandang status sebagai tim yang memiliki pertahanan terbaik karena hingga saat ini mereka menjadi satu-satunya tim yang belum kebobolan.

Baca juga: Vannuchi berambisi membawa Prancis ke final tanpa kebobolan satu gol pun

Namun di sisi lain, Mali menjadi salah satu tim paling produktif sepanjang Piala Dunia U-17 dengan torehan 14 gol. Wakil Afrika itu menempatkan tiga pemainnya di antara top skorer yakni Ibrahim Diarra, Muhamoud Barry, dan Mamadaou Doumbia dengan masing-masing tiga gol.

Selain itu, Stadion Manahan tempat berlangsungnya pertandingan merupakan stadion yang tidak asing lagi bagi Mali karena mereka sudah bermain di sana sejak babak penyisihan grup, padahal mereka bermain di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya pada pertandingan terakhir penyisihan grup dan babak penyisihan grup. 16.

“Ini akan menjadi pertandingan yang sulit. Prancis melewatinya melawan Uzbekistan dalam pertandingan yang sangat melelahkan. Tapi kami juga bisa mengalahkan Maroko secara ofensif,” kata Koulibaly.

“Dengan semua yang sudah kami prediksi sebelumnya, tentunya kami akan mempersiapkan segala sesuatunya, karena pertandingan ini akan menjadi pertandingan terbuka,” ujarnya.

Sementara dari sisi pemain, Ibrahim Diarra menegaskan tak ingin mengulangi kegagalan di Piala Afrika (CAF) U-17 di Aljazair, Mei 2023 saat terhenti di semifinal karena Maroko kalah adu penalti. dengan skor akhir 5-6 setelah bermain 0 -0 hingga perpanjangan waktu.

“Di Piala Afrika, Ibrahim (Kanate) dan saya sama-sama gagal mengeksekusi penalti, tapi itulah sepak bola, dan kami tidak menyerah. Kami bangkit kembali, dan itu bagus. Kami juga mengatakan itu sebelum pertandingan (perempat final) satu sama lain hal lain yang tidak akan kami ulangi lagi,” kata Diarra.

Baca juga: Placenta Akui Melawan Jerman di Semifinal Tak Mudah

Reporter: Zaro Ezza Syachniar
Redaktur: Irwan Suhirwandi
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version