Hangzhou (ANTARA) – Nur Meni dan Riska Andriyani optimistis berpeluang memperebutkan medali ganda kano 500m putri Asian Games Hangzhou, namun kondisi lintasan yang berangin pada laga final, Senin, membuat mereka tidak bisa menampilkan performa terbaiknya.Nur dan Riska menyelesaikan ajang sprint kano di peringkat keenam dengan catatan waktu 2:11,699 yang tertinggal 10,290 detik dari juara Olimpiade Xu Shixiao dan Sun Mengya yang dengan mudah membawa pulang emas saat menjamu China.
Tim Kazahkstan finis 6,716 detik kemudian untuk meraih perak, sementara Thailand meraih perunggu.
“Kami sudah memberikan performa terbaik, kami sudah berusaha. Memang lawan kami selalu menjadi pesaing berat,” kata Riska saat ditemui Antara.
“Kita juga bersaing dengan alam, kadang angin di belakang, kadang angin di depan. Hari ini angin betul-betul dari depan, itu justru jadi kendala,” kata peraih medali emas C4 200m putri SEA Games Vietnam ini.
Pelatih mereka, Andrii Kraitor asal Bulgaria, mengaku timnya tak mampu berbuat banyak dalam kondisi cuaca berangin di Fuyang Water Sports Center hari ini, apalagi postur kedua atlet putri tersebut terbilang kecil dibandingkan rivalnya.
“Kondisi angin hari ini sayangnya kurang bagus untuk nomor C2 putri karena sangat ringan (bobotnya), sehingga sangat sulit bagi atlet putri untuk bertanding di angin seperti ini,” kata Kraitor.
Baca juga: Rudiansyah Petik Hikmah dari Debut Kano Asian Games Hangzhou
Mantan juara dunia dan olimpiade olahraga kano ini menyatakan, Nur dan Riska sebenarnya sempat berebut medali, namun dengan kondisi cuaca yang berbeda.
Skenario lainnya, jika keduanya memiliki bobot yang cukup, maka bisa melawan angin dari depan.
“Jika terlalu ringan, akan lebih sulit untuk menyamai kecepatan yang bisa mereka lakukan dalam kondisi angin lebih tenang,” kata Kraitor.
“Setiap kompetisi berbeda. Olahraga ini bersifat terbuka sehingga akan selalu ada kondisi berbeda, cuaca berbeda, trek berbeda, suhu air berbeda.
“Tetapi semua kondisi itu dirasakan oleh kesembilan perahu yang berlaga di final. Ada yang tampil bagus, ada pula yang kurang. Dan memang benar kami masih harus berbenah untuk kualifikasi Asia.”
Sang pelatih juga mengapresiasi upaya kedua atletnya dalam mempertahankan level performanya sejak Asian Games terakhir yang mereka ikuti di Jakarta-Palembang.
Namun, negara-negara lain tidak berhenti memperbaiki catatan waktunya.
“Yang perlu ditekankan lagi adalah harus lebih banyak diadakan kompetisi internasional untuk mendapatkan pengalaman dan pemusatan latihan di luar untuk melihat dan bertemu orang lain,” kata Kraitor.
“Karena terlalu lama berada di rumah akan menjadi zona nyaman,” ujar sang pelatih.
Riska akan bertanding di nomor kano 200m tunggal putri pada Selasa, dan kembali berduet dengan Nur di nomor ganda 200m putri di hari yang sama.
“Sebenarnya peluang kami ada di jarak 500m, tapi beberapa bulan terakhir kami bertemu mereka (lawan) di kejuaraan dunia, dan memang kami sudah berada di posisi terbawah, agak sulit untuk turun di nomor 500m,” ucap Riska.
Baca juga: Riska Andriyani Amankan Tiket Final Kano Tunggal 200 Meter Putri
Wartawan : Aditya Eko Sigit Wicaksono
Redaktur: Irwan Suhirwandi
HAK CIPTA © ANTARA 2023