Sempat unggul 2-0, setelahnya Gregoria justru kehilangan 12 poin berturut-turut. Meski kemudian mampu meraih lima poin berturut-turut, ia kembali kehilangan kendali pertandingan.
Yamaguchi memperlebar keunggulan menjadi 15-7 sebelum menutup game pertama 21-10.
Tak mau terus terpuruk, Gregoria bangkit di game kedua. Ia memberikan perlawanan sengit hingga skor pun sengit.
Gregoria bahkan berhasil menjauh pada posisi 13-9 dan 17-14. Meski demikian, Yamaguchi tak tinggal diam saja. Ia menunjukkan kualitas untuk kembali memimpin 18-17 dan 20-18.
Jorji, sapaan akrab Gloria, menyikapi kebangkitan lawan dengan semangat pantang menyerah. Ia pun sukses meraih empat poin berturut-turut hingga memaksa rubber.
Pertarungan ketat kembali terjadi di game penentuan. Gregoria tampil lebih aktif dan kerap memimpin. Perbedaan terluas terdapat pada 15-12.
Namun Yamaguchi selalu mampu memotong bahkan menyamakan skor. Momen krusial terjadi pada 16-16. Yamaguchi kemudian unggul tiga poin. Jorji gagal merespons kebangkitan lawan sehingga harus mengubur mimpinya menjuarai All England 2024.