Site icon Angkara

Ingin Membawa Indonesia ke Piala Dunia Wanita, MilkLife Soccer Challenge akan digelar di 8 kota

Ingin Membawa Indonesia ke Piala Dunia Wanita, MilkLife Soccer Challenge akan digelar di 8 kota


Tak hanya menggelar turnamen sepak bola anak usia dini, Djarum Foundation dan MilkLife terlebih dahulu menggelar MilkLife Coaching Clinic bagi para guru di sekolah-sekolah di kota-kota tersebut.

Tercatat pada Juli hingga Desember 2023, sebanyak 245 guru olahraga yang tersebar di Kudus, Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya telah mengikuti latihan yang dibimbing langsung oleh Coach Timo Scheunemann.

“Pada coaching Clinic kami memberikan pemahaman dan pelatihan kepada para guru olahraga tentang sepak bola putri. Setelah itu mereka kembali ke sekolah masing-masing untuk mempersiapkan tim yang akan mempertahankan nama sekolahnya berkompetisi tahun depan,” kata Yoppy.

“Dalam menyelenggarakan MilkLife Soccer Challenge tahun 2024 ini, kami juga mendapat dukungan dari BCA yang akan memberikan tabungan pendidikan kepada para juara dengan total Rp 320 juta.”

Skema pemberian pelatihan kepada guru olahraga kemudian pembentukan tim untuk bertanding di MilkLife Soccer Challenge sudah diterapkan di Kota Kudus. Alhasil, selain meningkatnya minat siswa SD terhadap sepak bola putri, bakat-bakat pun mulai bermunculan.

Hal itu tersaji pada MilkLife Soccer Challenge 2023 Batch 3 yang digelar pada 15 hingga 17 Desember di Supersoccer Arena Kudus. Berbeda dari dua edisi sebelumnya, turnamen Batch 3 ini mengadopsi sistem pertandingan 7 vs 7.

Tiap tim mempunyai komposisi lima pemain putri dan dua pemain putra dengan lima pemain cadangan (tiga putri dan 2 putra). Melawan pemain pria, pemain sepak bola wanita berusaha meningkatkan kemampuannya.

Alesha Farzana Aznii Putri Aji misalnya. Bergabung dengan tim Drupadi, siswa SD IT Al Islam Kudus itu sukses mencetak 13 gol di kelompok usia U10.

“Seru karena ada pemain laki-laki, kita harus bersaing dan bekerja keras, saya rasa itu tantangan untuk meningkatkan performa bermain sepak bola saya. Karena saya sudah tahu lawan laki-lakinya, makanya saya berlatih lebih keras, kaki saya harus lebih kuat. pemain laki-laki yang akan menendang bola, kata Alesha.

Pada kelompok umur U-12, Asyifa Solawa Farizqi yang tergabung dalam tim Gatotkaca menjadi top skorer dengan 11 gol selama kompetisi berlangsung.

“Aku senang karena aku punya anak, jadi mainnya lebih seru, lebih keras. Apalagi kalau selebrasi golnya enak banget. Jadi teman-teman satu tim juga berusaha lebih keras lagi untuk bisa mengimbangi permainan teman laki-lakinya, ujar siswa SD 2 Rendeng Kudus itu.

Exit mobile version