Site icon Angkara

Final Piala Afrika: Nigeria atau Pantai Gading Mana yang Antiklimaks?

Final Piala Afrika: Nigeria atau Pantai Gading yang akan antiklimaks?

Jakarta (ANTARA) – Laga final Piala Afrika 2023 antara Pantai Gading dan Nigeria di Stadion Olimpiade Ebimpe, Abidjan, Pantai Gading yang dijadwalkan berlangsung pada Senin, 12 Februari 2024 dini hari Waktu Indonesia Barat (WIB) , merupakan laga balas dendam bagi tuan rumah, sekaligus mengukuhkan dominasi Super Eagle di turnamen ini.Kedua tim yang setidaknya sudah dua kali menjuarai Piala Afrika ini merupakan dua tim yang diisi talenta-talenta sepak bola berkualitas tinggi, namun menempuh dua jalur berbeda sebelum mencapai final.

Tuan rumah Pantai Gading kesulitan di fase grup, termasuk dikalahkan 0-1 oleh Nigeria.

Andai saja Ghana tidak membuang keunggulan 2-0 atas Mozambik yang menyamakan kedudukan di menit-menit akhir pertandingan di grup lain yang digelar bersamaan dengan Pantai Gading yang dibantai 4-0 oleh Guinea Ekuatorial, tim yang dilatih oleh Guinea Ekuatorial. Pelatih sementara Emerse Pae dipastikan tak akan jauh-jauh dari fase grup.

Pantai Gading hanya lolos ke babak knockout dengan menempati posisi terakhir dari empat tim peringkat ketiga terbaik yang berhak melaju ke babak knockout, yang tiketnya nyaris direbut oleh Ghana.

Sebelum menjalani babak gugur, mereka memecat pelatih Jean-Louis Gasset untuk digantikan oleh Emersen Pae yang merupakan asisten Gasset dan mantan pemain timnas Pantai Gading.

Pae sejauh ini sukses merevitalisasi Pantai Gading, bertepatan dengan pulihnya sejumlah pemain penting, termasuk striker Borussia Dortmund Sebastien Haller, dan pemain sayap Simon Adingra.

Haller baru memperkuat timnya di babak 16 besar karena cedera engkel yang belum pulih sepenuhnya. Striker jangkung berusia 29 tahun itu tahu persis apa yang harus dimaksimalkan dari kelebihan fisiknya.

“Bahkan buldoser pun tidak akan mampu memindahkannya,” kata Niko Kovac, yang pernah melatih Haller saat bermain bersama Eintracht Frankfurt.

Di final Piala Afrika 2023 lusa, menarik sekali melihat duel Haller dengan palang pintu Nigeria, William Troost-Ekong yang juga bertubuh besar.

Adapun Simon Adigra, winger Brighton & Hove Albion itu hanya tampil dengan kekuatan penuh di babak knockout karena pada fase grup ia harus menjaga tubuhnya yang baru pulih dari cedera hamstring.

Menjinakkan Victor Osimhen

Pantai Gading kini bisa memaksimalkan dua pemain depan paling oportunistiknya yang tak henti-hentinya meneror Republik Demokratik Kongo pada laga semifinal 8 Februari lalu.

Pada laga tersebut, meski hanya mampu mencetak satu gol, Pantai Gading melepaskan 14 tendangan ke arah gawang yang gagal diselesaikan dengan sempurna oleh Haller dan Adingra.

Namun Pantai Gading kini sedang diuji oleh tim paling berbahaya di turnamen ini, apalagi memiliki pemain haus gol seperti striker Napoli dan Pemain Terbaik Afrika 2023, Victor Osimhen.

Berbeda dengan Pantai Gading, Nigeria menjalani turnamen ini dengan kuat dan relatif lancar melalui pertandingan demi pertandingan, kecuali babak semifinal yang menegangkan melawan Afrika Selatan.

Tim asuhan pelatih Jose Peseiro ini hanya kebobolan dua kali sepanjang Piala Afrika 2023, setelah menggunakan formasi 3-4-3 yang sulit ditembus lawan, namun menebar ancaman serangan balik mematikan.

Ketangguhan lini belakang dan kesigapan lini tengah Super Eagle membuat trisula Ademola Lookman yang bermain untuk Atalanta di Liga Italia, Osimhen, dan winger kiri Moses Simon yang bermain untuk Nantes leluasa beroperasi di lini pertahanan lawan. daerah pertahanan.

Organisasi pertahanan yang apik yang dikomandani bek tengah William Paul Troost-Ekong, membuat tim penyerang Nigeria fokus menyerang namun tidak gugup saat lawan berbalik menyerang, termasuk Lookman yang sudah mencetak tiga gol, dua di antaranya tercipta saat Nigeria menghentikan Kamerun 2- 0 di babak 16 besar.

Jika Emersen Pae ingin membawa Pantai Gading memenangkan laga puncak ini, maka ia harus menginstruksikan para pemainnya untuk melumpuhkan Osimhen dan Lookman.

Perhatian ekstra harus diberikan kepada Osimhen, yang meski hanya mencetak satu gol di turnamen ini, namun berperan penting dalam membongkar pertahanan lawan.

Striker berusia 25 tahun yang tengah diincar klub-klub papan atas Eropa, termasuk Manchester United, tak henti-hentinya menekan pemain bertahan lawan, baik untuk menciptakan peluang bagi dirinya sendiri maupun untuk membuka ruang bagi rekan satu timnya untuk menjebol gawang lawan.

Fae yang berulang kali mengganti empat bek berbeda dalam tiga pertandingan terakhir karena cedera dan akumulasi kartu, termasuk kapten Serge Aurier, harus menurunkan tim dengan pertahanan terkuatnya untuk menghentikan Osimhen.

Faktor kerumunan tuan rumah

Di sisi lain, trisula Max-Alain Gradel, Sebastien Haller dan Simon Adigra, juga harus menghadapi ketangguhan tiga bek tengah Nigeria, termasuk Calvin Bassey yang juga bermain untuk Fulham.

Mereka juga harus menguji kepiawaian kiper Stanley Nwabali yang menjadi pahlawan Nigeria saat menyelamatkan dua penalti Afrika Selatan dalam adu penalti di semifinal.

Dari gambaran tersebut terlihat pertemuan kedua tim Afrika Barat ini merupakan pertarungan sengit di semua lini, termasuk duel lini tengah, antara duet Franck Kessie dan Jean Michael Seri di lini tengah Pantai Gading, dengan duet Frank Onyeka dan Alex Iwobi menjadi poros menjaga keseimbangan permainan Nigeria.

Siapa pemain yang berhasil mengecoh lawan akan menentukan kemana jalannya pertandingan, dan hasil akhir yang didapat.

Namun jika statistik pertemuan kedua tim sebelumnya menjadi ukuran untuk menghitung seberapa besar peluang kedua tim bisa memenangkan laga ini, maka peluang Nigeria mengangkat trofi sedikit lebih besar dibandingkan Pantai Gading.

Laga final Piala Afrika 2023 sendiri merupakan pertemuan kedelapan kedua tim di turnamen tingkat kontinental ini.

Dari tujuh pertemuan sebelumnya, Nigeria menang tiga kali, termasuk pada laga penyisihan grup Piala Afrika edisi 19 Januari ini, sedangkan Pantai Gading dua kali menang.

Nigeria juga unggul dalam sejarah mereka memasuki final Piala Afrika, yang telah mereka lakukan delapan kali, termasuk edisi tunda ini pada tahun 2023, dan pada tahun 1980, 1994 dan 2013, yang ketiganya mereka menangkan.

Sementara bagi Pantai Gading, puncak pertandingan di Stadion Olimpiade Ebimpe adalah final Piala Afrika yang kelima.

Mereka sudah dua kali sukses menutup laga puncak Piala Afrika dengan medali emas pada tahun 1992 dan 2015.

Salah satu catatan yang mungkin berpihak pada Pantai Gading adalah faktor penonton di negaranya sendiri yang sudah merasa timnya akan menjadi juara Piala Afrika 2023 karena beberapa kali nyaris tersingkir namun berhasil mengatasi segala kesulitan hingga mencapai final. .

Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version