Jakarta (ANTARA) – Duel pemain timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen dan kandidat asal Indonesia Calvin Verdonk pada laga Eredivisie Belanda pekan ke-28 berakhir imbang dengan skor 1-1 di Stadion Offermans Joosten, Rabu WIB.Pada laga tersebut, bermain di kandang sendiri, klub Ragnar Fortuna Sittard mendominasi pertandingan dengan menciptakan banyak peluang.
Ragnar juga tercatat cukup banyak mendapatkan peluang dari tendangannya yang diblok dan juga tidak tepat sasaran, terutama di babak pertama.
Faktanya, klub Verdonk, NEC Nijmegen, mampu mencuri gol dengan satu-satunya tembakan tepat sasaran di laga tersebut melalui Rober Gonzalez pada menit ke-59.
Fortuna yang lebih menguasai jalannya pertandingan kemudian menyamakan skor melalui Kaj Siehuis pada menit ke-75 untuk mengakhiri pertandingan dengan skor imbang 1-1.
Melaporkan dari Sofascore, Ragnar bermain selama 71 menit pada pertandingan itu dengan statistik 36 sentuhan, 21 operan dengan akurasi 100 persen, satu umpan kunci, empat tendangan diblok, satu tembakan melenceng, empat kemenangan duel darat dari delapan, satu sapuan, dan membuat empat tekel.
Pemain Belanda keturunan Indonesia yang bermain untuk klub NEC Nijmegen, Calvin Verdonk. (ANTARA/X/NEC Nijmegen)
Sedangkan Verdonk, pemain yang dikabarkan memiliki darah Indonesia dari ayahnya yang berasal dari Aceh itu bermain penuh untuk ke-29 kalinya musim ini.
Bek kiri berusia 26 tahun itu mencatatkan statistik tujuh sapuan, satu intersep, satu tekel, 96 sentuhan, 64 operan dengan akurasi 78 persen, satu umpan kunci, tiga umpan panjang sukses dari sembilan percobaan, satu kemenangan duel darat dari delapan peluang, satu umpan udara. menang. duel dua kali, dan satu tembakan tidak tepat sasaran.
Dengan hasil ini, Fortuna berada di posisi kesepuluh klasemen dengan 35 poin dari 28 pertandingan, sedangkan Nijmegen di posisi keenam dengan 43 poin dari 28 pertandingan.
Baca juga: Maitimo yakin pemain naturalisasi akan meningkatkan kualitas timnas Indonesia
Wartawan : Zaro Ezza Syachniar
Redaktur: Hernawan Wahyudono
Hak Cipta © ANTARA 2024