Jakarta (ANTARA) – Legenda bulu tangkis Indonesia Candra Wijaya menilai pebulu tangkis Tanah Air sulit meraih medali di Asian Games 2022 karena tingginya intensitas turnamen yang diikuti para atlet sehingga fokus mencapai target terganggu. .Jadi fokus konsentrasinya mungkin juga terpecah, sasaran utamanya juga bisa kabur. Jadi masih banyak hal lain yang harus dievaluasi, kata Candra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
“Apa yang terjadi saat ini sangatlah kompleks. “Penyebab utamanya banyak sekali selain kondisi, persiapan, jumlah turnamen dan target juara turnamen itu sendiri,” ujarnya.
Pria kelahiran Cirebon, 16 September 1975 ini mengatakan, banyak hal yang perlu dievaluasi. Namun, dia fokus pada sistem pengembangan strategi pembangunan nasional, bukan hanya para pemain di Pelatnas dan para pemainnya.
Kita lihat di negara lain sudah banyak bermunculan pemain-pemain muda yang berprestasi bahkan bersaing dan mengalahkan pemain-pemain senior kita, kata pria yang pernah berpasangan dengan Tony Gunawan dan Sigit Budiarto itu.
Tim bulu tangkis Indonesia yang sebelumnya ditargetkan menyumbang tiga medali emas justru mengalami kegagalan total di Asian Games 2022.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Asian Games, Indonesia gagal meraih medali di cabang bulu tangkis, karena tidak ada satu pun wakil tim Merah Putih yang melaju ke semifinal nomor individu Asian Games 2022 Hangzhou.
Menurut Chandra, kegagalan tersebut harus disikapi dengan kepala dingin. Semua pihak harus saling merangkul dan tidak saling menyalahkan demi menjaga reputasi Indonesia sebagai negara yang kerap menyumbang medali di Asian Games bahkan Olimpiade.
“Bukan mengkambinghitamkan atau siapa yang salah, tapi ini memang keseluruhan atau semua pihak yang mengambil peran untuk bisa tampil maksimal. Artinya, tugas pengurus, pelatih, dan atlet harus dimaksimalkan atau dipenuhi dengan baik,” kata Candra. .
Ia mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut. Meski demikian, ia mengajak semua pihak untuk tetap berusaha semaksimal mungkin, terus optimis, dan tidak putus asa dengan apa yang terjadi saat ini.
Harapannya, perhelatan besar berikutnya bisa lebih fokus dan persiapan secara keseluruhan lebih baik, sehingga perhelatan penting khususnya Olimpiade tetap bisa meraih atau mempertahankan medali emas, kata Candra.
Peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 itu saat berpasangan dengan Tony Gunawan mengatakan, Indonesia dikenal sebagai kekuatan dominan di bulutangkis, memiliki sejarah panjang dan atlet-atlet unggul yang telah meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional.
Menurut Candra, warisan kehebatan bulu tangkis Indonesia harus dijaga dengan baik melalui pembinaan atlet-atlet muda dan pengembangan olahraga tersebut untuk masa depan yang gemilang. Terutama dalam menghadapi Olimpiade berikutnya.
“Kita sebagai negara besar, negara bulutangkis merah putih tentunya harus mempunyai tiga hal, pertama visi dan misi yang besar, kedua semangat dan semangat, dan ketiga hati yang besar,” ujarnya.
Ia menyarankan ke depan harus ada keterbukaan dalam pembinaan, rekrutmen, promosi degradasi, termasuk dukungan pemerintah yang maksimal.
Pembinaan sejak dini juga diperlukan untuk membentuk atlet agar mempunyai daya juang, karakter dan mental juara sejati dalam membela Merah Putih membawa nama bangsa dan negara di kancah internasional, ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut demi menjaga posisi Indonesia sebagai negara kaya atlet bulu tangkis berbakat yang terus mengukir prestasi di cabang olahraga tersebut dan menjadi kekuatan utama dalam dunia bulu tangkis.
Baca juga: Candra Wijaya: Seluruh Elemen Bulu Tangkis Punya Peran Penting
Baca juga: Tak Ada Wakil Indonesia di Semifinal Bulu Tangkis Asian Games 2022
Baca juga: Fajar/Rian Tak Mampu Tahan Serangan Lee/Wang di Perempat Final
Wartawan: Muhammad Harianto
Redaktur: Dadan Ramdani
HAK CIPTA © ANTARA 2023