Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) membela para pemain Kalteng Putra yang dibayangi sanksi Komite Disiplin (Komdis) PSSI dan ancaman pidana.Sebelumnya, pemain Putra Kalteng mogok kerja saat menghadapi PSCS Cilacap pada lanjutan laga Liga 2 yang berlangsung pada 27 Januari.
APPI berharap Komdis bisa obyektif, bijaksana dan memenuhi rasa keadilan dalam memutus permasalahan yang terjadi terhadap pemain Kalteng Putra, kata Presiden APPI Andritany Ardhiyasa dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta, Jumat.
Para pemain Putra Kalteng juga telah memenuhi panggilan sidang Komisioner PSSI pada 31 Januari dan 1 Februari. Dalam sidang Komisioner, para pemain Kalteng Putra menyatakan mogok kerja karena belum mendapatkan hak berupa pembayaran gaji dari klub dengan tunggakan gaji satu hingga dua bulan.
Para pemain Kalteng Putra juga telah menjelaskan kepada Komdis PSSI bahwa tindakan tersebut dilakukan setelah upaya musyawarah gagal karena tidak adanya itikad baik dari pihak klub. Kalteng Putra melaporkan pemainnya ke polisi karena dugaan pencemaran nama baik.
“Jangan sampai pemain yang tidak dibayar gajinya dilaporkan ke polisi oleh klubnya lalu diberi sanksi oleh PSSI, tragis!” kata Andritany.
APPI sangat menyayangkan kejadian tunggakan gaji pemain seperti yang dialami pemain Putra Kalimantan Tengah kerap terjadi. APPI berharap kedepannya PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) lebih serius dan ketat dalam melakukan verifikasi keuangan klub agar kasus tunggakan gaji pemain seperti sekarang tidak terulang kembali.
“Tentunya kami sangat menyayangkan kembali terjadinya tunggakan gaji, seperti yang saya sampaikan tadi, ini masalah klasik dan terus berulang. Prinsipnya sebenarnya PSSI dan PT Liga yang menjalankan kompetisi ini lebih serius dan ketat dalam melakukan verifikasi terhadap klub-klub yang ada. kedepannya agar kasus gaji pemain ini tidak terjadi lagi, kata Legal Officer APPI Riza Hufaida.
Reporter: Fajar Satriyo
Redaktur: Hernawan Wahyudono
Hak Cipta © ANTARA 2024